MASIGNASUKAv102
6510051498749449419

The Lady Of Pakistan (Ketidaksempurnaan Untuk Kesempurnaan)

The Lady Of Pakistan (Ketidaksempurnaan Untuk Kesempurnaan)
Add Comments
Sabtu, 29 Mei 2021

 

The Lady Of Pakistan

Ketidaksempurnaan Untuk Kesempurnaan

 

 Muniba Mazari

Aktivis Perempuan Berkursi Roda Pakistan
 

Tuhan selalu berpihak pada manusia yang tidak pernah menyerah. Kegagalan dalam menikmati kehidupan adalah bumbu sebuah perjalanan. Jika kau meminta hidup tanpa kegagalan, hidup tanpa jalan terjal, maka kamu salah besar. Kamu akan menemuinya meski seberapa jauh kamu menghindarinya. Jangan pernah menganggap bahwa kesulitan akan menjadi penghambat. Percayalah, Tuhan memberikan bahu sesuai porsinya.

Muniba Mazari, aktivis perempuan yang berasal dari Pakistan menyampaikan pada dunia bahwa siapapun berhak melakukan perubahan dengan atau tanpa kesempurnaan. Ketidaksempurnaan akan berada pada titik terendah jika diri kita menolak untuk bangkit. nNamun, jika kamu terus berlari melakukan perubahan kecil, percayalah perubahan besar akan datang membawa banyak harapan.

Saat Muniba Mazari menginjak usia 18 tahun, ia harus menikah. Anak perempuan akan dikatakan baik ketika tunduk pada perintah orangtuanya. Selalu mengatakan,”ya” meski hatinya memilih tidak. Ayahnya menginginkan ia untuk menikah. Jika pernikahan membuat ayahnya bahagia, maka ia akan melakukannya. Budaya patriakis masih menjadi kehidupan orang-orang Pakistan. Perempuan harus tunduk dan taat pada keinginan para pemimpinnya.

Dua tahun Muniba Mazari hidup dalam maghligai pernikahan yang tidak bahagia. Pernikahan itu hancur karena sebuah kecelakaan. Tuhan mengobati sakitnya dengan luka yang lain. Dia mengalami kecelakaan bersama suaminya. Kecerobohan yang dilakukan oleh suaminya, mengendarai mobil dalam keadaan mengantuk menyebabkan tragedi ini. Mobil itu jatuh ke dalam parit. Beruntungnya, pria itu selamat. Hanya saja Tuhan berkehendak lain, dia mengalami banyak luka. Tulang hasta dan tulang lengannya harus patah. Tulang punggung dan tulang selangkanya juga harus patah. Mirisnya, seluruh tulang rusuk miliknya juga patah. Patah tulang pada tulang rusuknya membuat paru-paru dan hatinya terluka parah.

Luka dan rasa sakit yang dirasakan mampu memberikan kehidupan yang besar pada seorang Muniba Mazari. Tulang belakangnya benar-benar retak. Hal itulah yang membuatnya menjadi manusia yang tidak sempurna. Dia menjadi perempuan cacat seumur hidupnya. Saat tragedi itu terjadi, banyak orang-orang yang datang memberikan pertolongan pertama. Mereka menariknya keluar dari mobil dan ia merasakan sakit yang luar biasa dipunggungnya.

Dua setengah bulan di rumah sakit sungguh mengerikan. Dia berada di ambang keputusasaan. Bagaimana tidak, dokter yang menanganinya datang kepadanya,”aku tahu kamu ingin menjadi seorang seniman namun kamu memilih untuk menjadi ibu rumah tangga. Aku memiliki berita buruk untukmu. Kamu tidak bisa melukis lagi” ujar dokter tersebut.

Di hari berikutnya, dokter itu kembali datang membawa kabar bahwa cedera tulang belakangnya sangat parah dan membuatnya tidak bisa berjalan lagi. Namun, Muniba Mazari membalasnya,”semua akan baik-baik saja” sembari menarik nafasnya. Tidak hanya sampai di situ, dokter kembali datang membawa kabar buruk yang lain untuknya. Muniba Mazari dinyatakan tidak bisa lagi mengandung dan mempunyai anak. Ingin menyerah, ia mulai putus harapan.

Dia bertanya pada ibunya,”Why me? Kenapa aku masih hidup.”

“Semua akan kamu lewati. Tuhan mempunyai rencana yang besar untuk dirimu, nak. Ibu tak tahu itu apa, tapi percayalah Tuhan mempunyai rencana itu” ulas ibunya.

Pada saat itu, dia sadar bahwa kata-kata mempunyai kekuatan untuk menyembuhkan jiwa. Dia memutuskan untuk melawan rasa takutnya. Dia menuliskan satu persatu ketakutan yang dirasakannya. Dia berjanji akan menyelesaikan ketakutannya pada hari esok. Ketakutan terbesarnya adalah perceraian. Dia mencoba setia pada laki-laki yang tidak mau menerimanya lagi. Dia harus melakukannya meski berat. Perceraian tidak akan membuatnya jatuh tersungkur begitu dalam. Itu hanyalah ketakutannya. Dia membiarkan dirinya dengan cara mengikhlaskannya pergi. Dia menguatkan hatinya, ketika mendengar mantan suaminya menikah lagi. Muniba Mazari juga mengirimkannya pesan,”aku turut bahagia atas pernikahanmu dan semoga Tuhan memberikanmu yang terbaik.”

Harapan untuk menjadi seorang ibu, pupus. Dia tidak bisa mempunyai seorang anak dari rahimnya. Kecewa, sakit, putus asa tumbuh menjadi satu kesatuan. Seolah mengatakan bahwa dirinya tidak bisa menjadi perempuan yang sempurna. Namun, waktu berlalu memberikan dirinya semangat yang baru. Banyak anak-anak di dunia ini dan mereka juga menginginkan untuk di terima oleh dunia. Dia berpikir, tidak ada gunanya lagi menangis. Dia mengadopsi salah satu bayi laki-laki yang berasal dari Kota kecil di Pakistan. Dia mengajukan surat adopsi ke beberapa organisasi yang berbeda dan panti asuhan yang berbeda. Dia menunggu dengan sabar. Dua tahun kemudian, dia bisa mengadopsi seorang bayi laki-laki. Dia memberinya nama, Neal.

Ketika kamu menerima dirimu apa adanya. Percayalah, dunia akan mengenalimu. Semua berawal dari diri sendiri. Kita semua mempunyai fantasi yang hebat tentang kehidupan. Semua harus berjalan sesuai dengan rencana  kita. Namun, jika itu semua belum terjadi, kita menyerah? Jika dia harus memilih, dia tidak mau berada di kursi roda.

Kehidupan adalah ujian. Sebuah ujian tidak akan pernah mudah. Jika mau berharap tentang kemudahan dari sebuah kehidupan. Jika kehidupan memberikanmu Jeruk dan kau membuatnya Lemonade. Maka, jangan salahkan kehidupan karena kamu mengharapkan kemudahan dari sebuah ujian. Ujian membuatmu menjadi orang yang kuat dan lebih baik lagi.

Hidup adalah ujian. Setiap waktu kamu akan menyadarinya. Tidak apa, ketika kamu merasa cemas. Tidak apa, ketika kamu ingin menangis. Semua itu tidak menjadi masalah, akan tetapi menyerah bukanlah harus menjadi pilihan. Ketika semua orang mengatakan bahwa kegagalan bukanlah pilihan. Muniba Mazari mengatakan bahwa kegagalan haruslah menjadi pilihan. Why? Ketika kamu gagal, kamu bangkit. Ketika kamu gagal lagi, kamu bangkit lagi, dan mmbuatmu terus berusaha.

Kamu tahu? Ada banyak orang yang ingin kehidupan sepertimu. Hiruplah dalam-dalam setiap nafas yang kamu ambil dan mencobalah mensyukuri hidupmu.

Jangan mati sebelum kematianmu

Jalani hidupmu dengan rasa syukur. Terimalah hidupmu dengan apa adanya. Ramahlah terharap dirimu sendiri. Dengan begitu, kamu bisa ramah terhadap oranglain. Cintai dirimu dan sebarkan cinta itu pada sesama. Hidup memang tidak mudah, akan ada banyak ujian, akan ada banyak cobaan, namun itulah yang membuatmu kuat. Jangan pernah menyerah. Kebahagiaan yang benar tidak tergantung pada uang, kesuksesan, dan ketenaran. Kebahagiaan yang sejati adalah di dalam rasa syukur. Jadi, bersyukurlah, hiduplah, dan hidupilah setiap saat yang ada.

Kamu pasti memahami dunia itu seperti apa bukan? Ketika hidupnya berakhir di atas kursi roda, dia harus menerima hal yang paling menyakitkan. Orang-orang berpikir bahwa mereka yang hidupnya seperti itu tidak bisa di terima oleh dunia. Karna bagi dunia orang yang sempurna, mereka adalah ketidaksempurnaan. Muniba Mazari, memutuskan untuk tampil lebih sering di depan umum.

Muniba Mazari mulai melakukan hobinya, melukis. Dia juga melakukan banyak kampanye modeling. Dia memutuskan untuk bergabung di TV Nasional Pakistan sebagai pembawa acara. Setelah usaha yang ia lakukan, dia menjadi Duta National Global Goodwill bagi para perempuan Pakistan di PBB. Dia juga menyuarakan hak-hak perempuan dan anak-anak.

Muniba Mazari masuk ke dalam 100 perempuan paling berpengaruh versi BBC di tahun 2015. Dia merupakan salah satu daftar Forbes 30 Under di 2016. Jika kamu menerima dirimu dengan caramu, dunia akan mengakuimu. 

                                Karya: Ratna