MASIGNASUKAv102
6510051498749449419

Perkuat Kolektifitas, PKC PMII Jateng Adakan Munajat Kebangsaan dan Doa Bersama

Perkuat Kolektifitas, PKC PMII Jateng Adakan Munajat Kebangsaan dan Doa Bersama
Add Comments
Sabtu, 30 Maret 2024

Semarang, pmiirada.co.id - Pengurus koordinator cabang (PKC) PMII Jawa Tengah mengadakan acara munajat kebangsaan dan doa bersama untuk negeri. Acara ini mengangkatkan tema "Berkah Ramadhan: Memupuk Rasa Cinta Generasi Muda Kepada Negeri." Yang diadakan di kediaman Habib Umar Muthohar, JI. Cepoko Raya, Gunungpati, Kota Semarang. Pada hari Jumat, (29/03/2024).

Acara bertujuan meningkatkan solidaritas, dan kolektifitas pergerakan PMII serta kesadaran dalam mempererat bersilaturahmi yang sesuai dengan visi misi PKC Jawa Tengah. Acara yang mengangkat berkah Ramadhan menggambarkan kebaikan-kebaikan yang terdapat di bulan suci Ramadhan. Lebih dari itu, juga bermaksud merefleksikan kembali ideologi dalam ruang lingkup pergerakan dan kembali mengingatkan peran anak muda yang memiliki kontribusi besar untuk bangsa dan negeri.

Serangkaian acara yang terpapar melibatkan alumni PMII dan pemimpin-pemimpin provinsi Jawa Tengah, sehingga menciptakan nuansa energi positif silaturahmi. Acara inti terdapat pada mengajian bersama akan tausiah isu-isu kebangsaan yang bersifat dialog interaktif, yang dipantik oleh Kapolda Jawa Tengah.

Imam Hidayat, selaku sekretaris PKC Jawa Tengah mencakup ketua panitia acara juga memaparkan pesan utama terkait keberlangsungan cara kedepannya. 

“Acara Ini bagian dari kita yang berlandaskan ahlul sunnah jamaah yang menjadi momentum normative, berkaitan dengan keilmuan ajaran-ajaran agama atau tadarus Al-Quran. Namun, secara subtansi bukan hanya itu, kita juga harus merawat teradisi-teradisi islam ahlul sunnah wal wamaah, juga menjadikan kekuatan kolektifitas dan solidaritas dengan kesadaran penuh akan perannya anak muda. Dalam paska ini subsainitas kegiaatan, program-program baik dari PKC, komisariat rayon yang mana bukan lagi hanya tentang seremonial, tapi juga memiliki subtansi yang memiliki nilai yang dapat kita pertaruhkan di dalam seluruh kegiatan PMII,” tuturnya.

Sama Halnya dengan Imam Hidayat, ketua PKC Jawa Tengah, Muhammad Muham Tashir juga menjelaskan pentingnya acara ini sebagai bentuk solidaritas dan kolektifitas antara kader dan kepengurusan.

“Terkait ideologi ahlul sunnah wal jamaah annahdiayah annahdiyah dan spirit kaum islam tradisionalis harus kita bangun dengan zaman modern jangan sampai dilupakan. Sehingga generasi-generasi kedepan dengan dinamika-dinamika yang ada dapat membentuk instrument yang lebi baik lagi dan penyusunan konseb ber-PMII kedepannya. Karena kita telah melalui fase sekitar 11 tahun berpmii, sehingga teman-teman generasi mudanya dapat mencontoh hal-hal yang baik. Hingga dapat membesarkan organisasi kita baik secara keilmuan, baik secara ekomomi, baik secara jejaring politik,” paparnya saat diwawancarai oleh reporter dari pmiradanews.

Beberapa peserta yang hadir melibatkan struktural PMII dari berbagai macam tingkatan kepengurusan. Perasaan yang senang diungkapkan Amer Fisria selaku Ketua Kopri cabang Semarang saat berpartisipsi dalam rangkaian acara.

“Saya merasa senang, mulai dari pembicaranya yang asik serta pembawaan moderator yang asik. Walaupun acaranya berlangsung malam, saya yakin dari teman-teman mendapatkan semangat berproses yang baru dan relasi yang baru. Terutama melihat orang-orang yang besar hari ini, yang ternyata lahir dari rahim yang sama, yaitu PMII. Ternyata dari kapolda, militer dan yang lain juga mau menyukseskan visi dan misi kita sebagai kopri, terutama Jawa Tengah. Bahkan memberian sarana, serta pendampingan. Dan tentunya ada banyak sekali imu yang kita dapat hari ini,” ucapnya.

Cintami Budi Pertiwi selaku ketua KOPRI PKC Jawa Tengah juga memberikan harapan besar kepada diri sendiri dan seluruh kader akan urgensi kader sebagai estafet perjuangan.

“Kita anak muda akan menjadi penerus estafet dari senior-senior kita. Dari pengalaman- pengalaman yang telah disampaikan senior, dapat menjadi bekal kita untuk ke depan. Karena tidak selalu dengan adanya pengalama kita dapat belajar, tapi juga dengan mendengar dari pengalaman pendahulu sehingga kita dapat memetik pelajaran dari situ. Acara ini tentunya menjadi ruang untuk memahami konteks bahwa kepemimpipinan itu dapat ditauladankan. Dan tokoh-tokoh yang berbicara di depan kita tadi tentunya menjadikan sauritauladan kepada PMII,” tutupnya.

Reporter : Asy Syifa Nabila