MASIGNASUKAv102
6510051498749449419

Meneladani Adab Rasulullah Ketika makan

Meneladani Adab Rasulullah Ketika makan
Add Comments
Jumat, 16 Agustus 2024


(Sumber : Pinterest)

Sebagai umat Islam, kita memiliki panutan atau suri tauladan dalam melakukan segala aktivitas yakni kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam meski dalam hal kecil sekalipun seperti perkara makan dan minum. Adab ketika makan ini sudah sejak dulu diajarkan oleh Rasulullah kepada umatnya dan juga dijelaskan di dalam pedoman umat muslim yaitu Al-Qur'an dan Hadits.

Umat Islam sudah seharusnya dapat meneladani dengan harapannya di samping untuk mendekatkan diri dan mengharapkan berkah dari Sang Pencipta dan Rasul-nya juga diharapkan akan muncul energi-energi positif yang didapatkan setelah mengkonsumsi makan tersebut.

Bisa dikatakan bahwa dalam berkehidupan, manusia pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dengan makanan karena makanan merupakan kebutuhan pokok atau primer yang dijadikan sebagai sesuatu pertahanan dalam kehidupan sehari-hari jadi manusia tidak dapat bertahan hidup tanpa adanya asupan makanan yang masuk ke dalam tubuhnya.

Dilansir dari Al-Manhaj, menurut  Syaikh ‘Abdul Hamid bin ‘Abdirrahman as-Suhaibani bahwa adab ketika makan yang dianjurkan oleh Rasulullah itu mencakup 3 hal diantaranya yaitu Adab sebelum memulai makan, adab ketika sedang makan dan yang terakhir adab setelah selesai makan.

1. Adab sebelum memulai makan.

seperti memastikan bahwa makanan yang akan dikonsumsi adalah makanan yang tergolong Halalan Thoyyiban (halal dan baik) tidak mengandung unsur yang haram mulai dari proses mendapatkannya sampai menyajikan nya. Diterangkan dalam QS. Al-Baqarah ayat 172

 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا رَزَقْنٰكُمْ وَاشْكُرُوْا لِلّٰه اِنْ كُنْتُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ ۝١٧٢

Artinya “Wahai orang-orang yang beriman, makanlah apa-apa yang baik yang Kami anugerahkan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah jika kamu benar-benar hanya menyembah kepada-Nya.”

 

  Kemudian membersihkan (mencuci) kedua telapak tangan dengan tujuan untuk menjaga kebersihan karena tidak menjamin walaupun sebelumnya tidak memegang atau melakukan suatu hal itu beraih dan  tidak terkena kotoran atau kuman yang bisa saja memicu terserangnya penyakit ke dalam tubuh kita serta yang paling utama pastinya diawali membaca do'a dengan diniatkan bahwa apa yang akan dikonsumsi merupakan sebuah energi bagi tubuh kita agar dapat menjalankan kehidupan khususnya untuk beribadah kepada Allah atau hal-hal positif lainnya dengan harapan akan mendapatkan pahala sebagai balasannya.

2. Adab ketika sedang makan

Baiknya ketika seseorang sedang menikmati makanan itu dalam keadaan duduk tidak diperkenankan dalam keadaan bersandar apalagi terlentang selain tidak indah dalam pandangan mata juga akan mempengaruhi proses penampungan makanan oleh perut. Ketika akan memulai makan wajib dengan menggunakan tangan kanan (tiga jari) serta diusahakan lebih dahulu mengambil dari tepian tidak langsung pada bagian tengah karena menurut banyaknya pendapat bahwa berkahnya makanan itu terletak ditengah dan akhir jadi juga harus dihabiskan tanpa sisa. Dalam tulisan yang dilansir dalam NU online bahwa dianjurkan ketika proses mengunyah makanan itu dilakukan secara perlahan kurang lebih sebanyak 40 kali dengan alasan agar dalaoat memudahkan proses pencernaan dan memberikan rasa nikmat.

3. Adab setelah selesai makan

Salah satu adab makan ala  Rasulullah Saw sendiri yaitu tidak pernah mengenyangkan perutnnya ketika makan, beliau selalu menganjurkan agar makanlah secukupnya dan tidak berlebihan karena  akan banyak kerugian yang dirasakan salah satunya adalah kekenyangan yang kan menyebabkan rasa malas dalam beraktivitas terlebih ketika ibadah juga akan menimbulkan rasa mual dan kantuk. Dalam hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim yang berbunyi  “Kami adalah kaum yang tidak makan sebelum merasa lapar dan bila kami makan tidak pernah kekenyangan” dari hadits ini juga menjadi penguat bahwa hendaklah makan sebelum kenyang dan berhentilah sebelum kenyang yang melampaui batas. Kemudian dalam kitab Bulughul Maram karya Ibnu Hajar al-'Asqalani juga diterangkan tentang hadits disunnahkan untuk menjilati jari setelah makan yaitu sebagai berikut:

 

 عن ابْنِ عَبَّاسٍ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ طَعَامًا, فَلَا يَمْسَحْ يَدَهُ, حَتَّى يَلْعَقَهَا, أَوْ يُلْعِقَهَا». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

 

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian makan, maka janganlah ia mengusap tangannya sebelum ia menjilatnya atau yang lain yang menjilatnya.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 5456 dan Muslim, no. 2031]

Kemudian yang menjadi tahapan terakhir sekaligus penutup ialah dengan mengucapkan hamdalah ataupun doa sesudah makan sehingga menandakan usai usah kegiatan makan tersebut.

Penulis : Sulis Indana F.

Editor : Asy Syifa Nabila