Bulan Safar
merupakan bulan kedua dalam kalender Hijriah. Mengapa bulan ini dinamai Safar? Hal
ini dikarenakan orang-orang Arab dulunya sering melakukan perjalanan jauh
(safar). Bulan ini sering kali dikaitkan dengan berbagai keyakinan dan tradisi
yang berkembang dalam masyarakat, termasuk dalam tradisi Islam.
Sejarah awal Islam, zaman “jahiliyah” mengacu pada periode sebelum datangnya Islam di Arab. Pada masa tersebut, masyarakat Arab hidup dalam berbagai bentuk kepercayaan, khurafat, dan praktik-praktik yang tidak memiliki dasar yang kuat atau ilmiah. Ketika Islam datang, salah satu tujuannya adalah untuk membersihkan masyarakat dari praktik-praktik kebatilan dan membimbing mereka menuju kebenaran. Layaknya bulan-bulan lainnya dalam Islam, bulan Safar juga memiliki amalan-amalan sunnah yang danjurkan untuk dilakukan oleh umat Muslim. Berikut tiga amalan sunnah yang dianjurkan di bulan Safar.
Pertama,
meningkatkan kebaikan dan kepedulian sosial. Bulan Safar dapat dijadikan
momentum untuk meningkatkan amal kebajikan dan kepedulian sosial. Berbuat baik
kepada sesama, bersedekah, dan memberikan pertolongan kepada yang membutuhkan
adalah amalan-amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Ini adalah cara yang
baik untuk meningkatkan hubungan sosial dan memperbaiki kondisi masyarakat.
Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda:
عَنْ جَابِرِ بْنِ
عَبْدِ اللهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ
عَلَى مِنْبَرِهِ يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى رَبِّكُمْ قَبْلَ أَنْ تَمُوتُوا
وَبَادِرُوا إِلَيْهِ بِالْأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ وَصِلُوا الَّذِي بَيْنَهُ وَبَيْنكُمْ
بِكَثْرَةِ ذِكْرِكُمْ وَبِكَثْرَةِ الصَّدَقَةِ فِي السِّرِّ، وَالْعَلَانِيَّةِ،
تُؤْجَرُوا، وَتُنْصَرُوا، وَتُرْزَقُوا
Artinya:
“Dari Jabir bin Abdillah berkata, Rasulullah bersabda saat beliau berada di
atas mimbarnya, wahai manusia bertobatlah kalian kepada Tuhan kalian sebelum
kalian mati. Bersegeralah kembali kepada-Nya dengan amal-amal saleh, sambunglah
hubungan antara Tuhan dan kalian dengan memperbanyak dzikir dan sedekah di saat
sunyi dan ramai, maka kalian diganjar, ditolong dan diberi rizki
Anjuran
Kedua, puasa di ayyamul bidh. Pada 15 Safar, dianjurkan melaksanakan puasa
ayyamul bidh yakni puasa tiga hari pada pertengahan bulan. Ada berbagai hadits
yang menggarisbawahi keutamaan dari berpuasa pada hari-hari tersebut.
Hadits-hadits tersebut mengatakan bahwa Rasulullah Muhammad SAW sendiri sering
berpuasa pada Ayyamul Bidh, dan berpuasa pada hari-hari ini dianggap memiliki
nilai pahala yang besar.
Namun,
penting untuk diingat bahwa puasa pada Ayyamul Bidh bukanlah kewajiban dan bisa
dilakukan dengan pilihan individu. Jika seseorang memilih untuk berpuasa pada
hari-hari ini, mereka harus melakukannya dengan niat ikhlas untuk mendapatkan
pahala dari Allah SWT. Jika seseorang tidak berpuasa pada Ayyamul Bidh, itu
bukanlah dosa.
Anjuran yang
Ketiga, memperbanyak membaca doa. Bulan Safar adalah bulan yang dianjurkan
untuk memperbanyak amalan dan ibadah, salah satunya adalah memperbanyak doa.
Ada beberapa alasan mengapa doa di bulan Safar lebih mustajab. Pasalnya, bulan
Safar adalah bulan yang dimuliakan oleh Allah. Rasulullah SAW bersabda yang
artinya “Sesungguhnya Allah memiliki bulan yang mulia, yaitu bulan Safar. Dia
lebih memuliakan bulan ini daripada bulan-bulan lainnya.” (HR. Ibnu Hibban).
Adapun doa yang bisa di baca di bulan Safar, agar terhindar dari marabahaya adalah:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيْمِ وَصَلىَّ اللهُ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ
وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ يَا شَدِيْدَ الْقُوَى وَيَا شَدِيْدَ الْمِحَالِ يَا عَزِيْزُ
ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيْعُ خَلْقِكَ اِكْفِنِيْ مِنْ جَمِيْعِ خَلْقِكَ يَا مُحْسِنُ
يَا مُجَمِّلُ يَا مُتَفَضِّلُ يَا مُنْعِمُ يَا مُكْرِمُ يَا مَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا
أَنْتَ اِرْحَمْنِيْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اللهم بِسِرِّ الْحَسَنِ
وَأَخِيْهِ وَجَدِّهِ وَأَبِيْهِ وَأُمِّهِ وَبَنِيْهِ اِكْفِنِيْ شَرَّ هَذَا الْيَوْمِ
وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ يَا كَافِيَ الْمُهِمَّاتِ يَا دَافِعَ الْبَلِيَّاتِ فَسَيَكْفِيْكَهُمُ
اللهُ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَحَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ وَلَا
حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَصَلىَّ اللهُ تَعَالىَ
عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ الِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Artinya:
“Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Semoga shalawat dan
salam Allah senantiasa tercurah pada junjungan kami, Nabi Muhammad saw,
keluarga dan para sahabatnya. Ya Allah, Tuhan Yang Maha Memiliki Kekuatan dan
Keupayaan. Ya Tuhan Yang Maha Mulia dan karena kemuliaan-Mu itu, menjadi
hinalah semua makhluk ciptaan-Mu, peliharalah aku dari kejahatan makhluk-Mu. Ya
Tuhan Yang Maha Baik. Yang Memberi Keindahan, Keutamaan, Kenikmatan dan
Kemuliaan. Ya Allah, Tiada Tuhan kecuali hanya Engkau. Kasihanilah aku dengan
Rahmat-Mu, wahai Zat yang Maha Penyayang.
Ya Allah, dengan rahasia kemuliaan Sayyidina Hasan dan saudaranya, serta kakeknya dan ayahnya, ibunya dan keturunannya, jauhkan aku dari kejahatan hari ini dan kejahatan yang akan turun padanya. Wahai Zat Yang Maha Mencukupi harapan dan Menolak bala’, cukuplah Allah Yang Maha Memelihara lagi Maha Mengetahui untuk memelihara segalanya. Cukuplah Allah tempat kami bersandar, tiada daya dan upaya kecuali atas izin Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Dan semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya kepada Nabi Muhammad saw. beserta keluarganya dan para sahabatnya.”
Referensi: A. Rusdiana, Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati, Bandung. Muhammad Syakir NF, NU Online
Writing by: Wilujeng Nuril Sabila
👏👏👏👏
BalasHapus