KENDAL, PMIIRADA.OR.ID - Masa penerimaan anggota baru (MAPABA) merupakan langkah awal kaderisasi formal pertama yang diselenggarakan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Dakwah UIN Walisongo Semarang.
Acara yang mengangkat tema 'Membentuk Kader Pergerakan yang Berpegang Teguh pada Nilai-nilai PMII dan Ahlusunnah Wal Jama'ah'. Tema tersebut mengandung penanaman dan penyerapan makna PMII, Aswaja, Nilai Dasar Pergerakan (NDP) kepada setiap anggota baru. Sehingga para peserta diharapkan bisa memahami maksud dari PMII, ASWAJA, NDP, dan Gender yang mana keempat elemen tersebut menjadi inti materi yang harus dipahami secara mendalam.
M. Ridho Rifqy Wahyudi selaku ketua umum PMII Rayon Dakwah masa juang 2024/2025 menyatakan kendala yang terdapat pada MAPABA kali ini ada pada perizinan mahad, terutama bagi pengurus ma'had atau sering disebut musyrifah ma'had.
"Kita tahu mahasiswa UIN Walisongo sekarang diwajibkan untuk ma'had. Ketika kita sudah mengajukan surat perizinan dan telah disetujui oleh abah ma'had, masih saja dari musyrifah-musyrifah mempersulit acara ini dengan dalih penginapan hanya boleh satu malam saja, padahal saat kita bersilaturahmi abah mengizinkan kita untuk menginap dua malam dengan catatan menjaga dan bertanggung jawab terhadap peserta serta kembali pada waktu yang telah disetujui, yaitu sebelum magrib," ungkapnya.
Kemudian kendala selanjutnya ada pada kesadaran termasuk kesadaran peserta, pengurus dan panitia akan pentingnya manajemen waktu.
"Kendala yang kedua adalah kesadaran, mau itu dari pengurus, peserta, panitia akan pentingnya waktu dan pentingnya harus disiplin akan waktu. Banyaknya kemoloran dari acara ini, mulai dari pemberangkatan hingga pembukaan bahkan materipun masih banyak yang molor," tambahnya.
Hal ini juga disampaikan oleh Udin, Salah satu panitia MAPABA bidang perlengkapan.
"Sebenarnya yang menjadi kendala dari kegiatan kemarin adalah kemoloran waktu. dari seksi acara sudah mempersiapkan rundown dengan sangat baik, hanya saja mungkin dalam praktiknya terdapat beberapa masalah yang menyebabkan terjadinya kemoloran,".
Terlepas dari kendala tersebut, Ridho juga menyampaikan harapannya,
"Kita ingin memiliki kader pmii rayon dakwah yang loyal, memiliki ketertarikan kepada dunia organisasi, bisa memiliki pemikiran kritis, dan mengharapkan yang lebih baik dari sebelumnya. Kita ada karena pergejolakan politik. Kita ada untuk menjadi mahasiswa yang berani memberi kritik pemerintah. Kita ada untuk menjadi mahasiswa yang memilik dampak besar kedepannya, khairunnasi anfauhu linnas." Tutupnya.
Setelah MAPABA, PMII Rayon Dakwah akan menuntaskan 4 materi MABAPA pada bulan pertama dan menciptakan tempat nyaman tanpa adanya sekat antar kader serta memberikan wadah untuk pengembangan skill-skill yang dimiliki oleh para kader kedepannya
Reporter : Syifa
Editor : Neha
Yon kuhh
BalasHapus