MASIGNASUKAv102
6510051498749449419

ANTARA AKU, MAHASISWA, DAN PMII

ANTARA AKU, MAHASISWA, DAN PMII
Add Comments
Jumat, 24 Januari 2025

 

Sumber: Pinterest

Aku adalah seorang mahasiswa. Dalam setiap langkahku di kampus, ada semangat untuk mencari ilmu, membangun mimpi, dan menyiapkan diri menghadapi dunia yang penuh tantangan. Namun, aku sadar, menjadi mahasiswa bukan hanya soal mengejar nilai ataupun gelar. Lebih dari itu, ada tanggung jawab yang harus aku emban, menjadi agen perubahan dan membawa manfaat bagi banyak orang.

Perjalanan itu membawaku bertemu dengan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Awalnya, aku hanya melihat PMII sebagai sebuah organisasi di antara sekian banyak aktivitas di kampus. Tapi lambat laun, aku menyadari bahwa PMII bukan sekedar tempat berkumpul, melainkan sebuah wadah pengembangan intelektual baik secara akademik maupun non akademik. 

Dan dilain sisi juga sebagai tempat di mana aku belajar arti kebersamaan, keberanian, dan pengabdian. Dalam perjalanan awal aku bukanlah orang yang memiliki kemampuan dalam segi organisasi karena berangkatku ke kampus adalah tekanan dari orang yang selalu aku takdzimi dan aku sayangi yaitu tidak lain dan tidak bukan ialah orang tua. Kisah dan perjalanan luar biasa mulai tertulis dan terkenang di dalam sejarah ketika aku mengawalinya dari MAPABA sampai dengan menjadi pengurus dan sekarang tetap mengemban sebagai “kader PMII”.

Ya, memang sebuah tekanan besar di awal perkuliahan dengan tanggung jawab yang awalnya aku merasa sudah gagal sebelum menjalankannya tetapi bertahannya aku sampai sekarang adalah bukti bahwa tidak ada pengkhianatan dari hasil untuk sebuah proses karena pada dasarnya "manhaj al fikr wal harakah" adalah landasan yang nyata setelah aku implementasikan dalam dunia pergerakanku.

Di PMII, aku menemukan ruang untuk bertumbuh. Aku belajar bahwa menjadi mahasiswa bukan hanya tentang memperjuangkan diri sendiri, tetapi juga tentang memahami realitas sosial dan berkontribusi untuk masyarakat. PMII mengajarkanku cara berpikir kritis, bertindak bijak, dan tetap berpijak pada nilai-nilai Islam yang moderat.

Melalui PMII, aku belajar arti solidaritas. Di sini, aku bertemu dengan sahabat-sahabat yang memiliki semangat yang sama. Berjuang untuk kebenaran, memperjuangkan keadilan, dan membawa perubahan. 

PMII juga membentukku menjadi pribadi yang tangguh. Aku diajak untuk memahami bahwa proses tidak selalu mudah. Ada tantangan, ada rintangan, tetapi itulah yang membuat langkahku semakin berarti. Di setiap diskusi, pelatihan, dan aksi, aku merasakan bagaimana PMII membantuku menjadi mahasiswa yang tidak hanya berilmu, tetapi juga berdaya.

Kini, aku tidak hanya seorang mahasiswa. Aku adalah bagian dari pergerakan. Bersama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, aku tidak hanya bermimpi tentang perubahan, tetapi juga berusaha mewujudkan. Antara aku, mahasiswa, dan PMII, ada cerita perjuangan, pengabdian, dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.

"Aku bangga menjadi mahasiswa, aku bangga menjadi bagian dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Karena di sinilah aku menemukan jadi diriku, seorang mahasiswa, pejuang, dan pengabdi untuk negeriku."

Penulis: Abdullah Faqih, Muhammad Bima Sena