Dalam
khotbah, terdapat beberapa anjuran bagi para pendengarnya. Apa saja adab
(etika) saat mendengarkan khotbah? Berikut ini penjelasannya.
Adab
pertama,
menghadap khatib. Jamaah dianjurkan untuk menghadap khatib dengan wajahnya. Ada
dua alasan kenapa hal ini dianjurkan. Pertama, karena menjalankan etika
berkomunikasi. Kedua agar jamaah memperoleh keutamaan menghadap kiblat.
Adab
kedua, diam dan
mendengarkan Jamaah disunnahkan untuk diam dan mendengarkan secara seksama pesan
khotbah yang disampaikan khatib. Anjuran ini berlandaskan firman Allah:
وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Artinya, “Apabila dibacakan Al-Quran (khotbah), maka dengarkanlah baik-baik, dan
perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat,” (QS. Al-A’raf : 204).
Adab
ketiga,
menghindari hal-hal yang dapat melalaikan khotbah. Saat khotbah berlangsung,
jamaah hendaknya tidak mengobrol, bermain gadget, bergurau dan hal-hal lain
yang dapat menghilangkan fokus dalam menyimak khotbah. Oleh karenanya, Nabi
melarang orang yang berbicara saat khotbah berlangsung. Nabi bersabda:
إذَا قُلْت لِصَاحِبِك أَنْصِتْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ
Artinya,
“Jika kamu katakan kepada temanmu, diamlah, di hari Jumat saat khatib
berkhotbah, maka kamu telah melakukan perbuatan menganggur (tiada guna),” (HR
Muslim).
Adab
keempat, berdoa
di dalam hati Sebagaimana dijelaskan banyak hadis Nabi, terdapat satu waktu di
antara satu kali 24 jam di hari Jumat yang sangat mujarab untuk dibuat berdoa.
Ulama mengistilahkan waktu tersebut dengan “Sa’atul Ijabah” (waktu terkabulnya
doa). Barang siapa berdoa di waktu tersebut, maka segala permintaannya akan
terkabul.
Adab
kelima, mendoakan
jamaah yang bersin Saat jamaah mendengar orang yang bersin dan ia mengucapkan
hamdalah, maka sunah untuk mendoakannya. Mendoakan orang yang bersin adalah
dengan berkata “Yarhamukallah” (semoga Allah merahmatimu). Demikian pula sunah
bagi jamaah yang bersin untuk mendoakan balik orang yang mendoakannya, dengan
ucapan “Yahdikumullah wa yushlihu balakum” (Semoga Allah menunjukkanmu dan
memperbaiki keadaanmu).
Adab
keenam, membaca
shalawat ketika khatib menyebut nama atau sifat Nabi Saat Khatib menyebut nama
atau sifat Nabi, semisal ketika khatib membaca “Allahumma shalli ‘ala sayyidina
Muhammad”, maka jamaah dianjurkan untuk membaca shalawat. Bacaan shalawat
tersebut dianjurkan tidak terlalu keras agar tidak mengganggu keberlangsungan
khotbah.
Adab ketujuh, mendoakan taradhi untuk para sahabat ketika nama mereka disebut Di bagian akhir khotbah kedua, biasanya khatib menyebut para nama sahabat seperti Abu Bakr, Umar, Utsman dan Ali. Maka, ketika mendengar nama mereka, jamaah disunahkan membaca taradhi, yaitu mendoakan ridla untuk mereka, contohnya “Radliyallahu ‘anhum” (Semoga Allah meridhoi mereka).
Adab
kedelapan,
mengamini doanya khatib Ketika khatib berdoa, jamaah dianjurkan untuk membaca
“Aamiin”. Anjuran membaca “aamiin” dan taradhi sebaiknya dilakukan tidak dengan
suara yang keras agar tidak mengganggu.
Demikianlah
delapan adab saat mendengarkan khotbah. Semoga kita bisa mengamalkannya.
Penulis: Mohammad Hafidhul Umam
comment 0 Comments
more_vert