Jejak-jejak kaki menari di kabut mimpi,
mata terpejam—menyulam arah dalam gelap.
Adakah mentari menunggu di ujung sepi?
Ataukah kilat memecah langit harap?
Kita berjalan menuju bayang yang samar,
mengeja keindahan di balik tirai maya.
Namun langkah ini—bagai bongkah liar,
menggurat luka di dada semesta.
Hidup ini sandiwara tanpa naskah,
panggung bisu penuh topeng dan cela.
Kita berlomba menaklukkan arah,
dengan saling injak dalam euforia.
Lalu... apa buah dari segala jerih?
Hanya gema kosong di ruang perih.
Penulis : Aulia Fatmawati
comment 0 Comments
more_vert