MASIGNASUKAv102
6510051498749449419

Bukan "Jago Kandang" Eks Ketua II PMII Rayon Dakwah, Malikul Mulki, Turun Gunung Guncang Bursa Ketua PK PMII Walisongo

Bukan "Jago Kandang" Eks Ketua II PMII Rayon Dakwah, Malikul Mulki, Turun Gunung Guncang Bursa Ketua PK PMII Walisongo
Add Comments
Senin, 20 Oktober 2025

    


sumber gambar : PMII Walisongo (instagram)

    Semarang, pmiirada.or.id – Panggung suksesi kepemimpinan di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat UIN Walisongo Semarang tengah menyajikan dinamika yang menarik. Di tengah hiruk pikuk Rapat Tahunan Komisariat (RTK), nama Sahabat Malikul Mulky Alamsyah muncul bukan hanya sebagai kandidat, tapi sebagai simbol estafet pergerakan yang siap dilanjutkan.

    Malik, kader militan kelahiran Gunungkidul, 20 Maret 2003, datang dengan membawa warisan perjuangan dari PMII Rayon Dakwah. Ia bukan pendatang baru di gelanggang pergerakan. Rekam jejaknya mencatat posisi vital sebagai Ketua II Bidang Eksternal PMII Rayon Dakwah, sebuah posisi yang menuntut keberanian bernegosiasi dan ketajaman analisis.

    Baginya, pencalonan ini adalah panggilan sejarah, sebuah kewajiban untuk memegang teguh tongkat komando yang telah diwariskan oleh para pendahulu. Visi yang ia usung, “PMII UIN Walisongo Bergerak dan Berdampak,” menjadi janji bahwa estafet ini akan membawa lompatan, bukan sekadar jalan di tempat.

    "Kami butuh sosok yang memahami alur gerak dari hulu ke hilir. Malik adalah produk matang dari sistem kaderisasi yang ia yakini. Melangkah ke Komisariat bukan berarti memulai, tapi melanjutkan dengan akselerasi," ujar salah seorang senior yang melihat Malik sebagai penerus garis perjuangan, menggambarkan betapa militan dan siapnya sang kader.

    Bagi Malikul, tongkat estafet yang ia pegang bukan sekadar simbol serah terima jabatan, melainkan mandat suci untuk mengimplementasikan cita-cita para pendiri PMII. Ia paham betul, melanjutkan perjuangan berarti menolak stagnasi. Maka, di tengah medan kontestasi yang memanas, Malikul memetakan langkah konkretnya. Inilah Trisula Misi yang ia yakini akan menjadi amunisi untuk menjalankan estafet pergerakan dengan akselerasi penuh:

  1. Penguatan Kaderisasi Model Top-Down dan Bottom-UpMisi ini adalah inti dari keberlanjutan. Malik ingin memastikan proses kaderisasi yang melahirkan pejuang-pejuang tangguh dari berbagai latar belakang, menjamin mata rantai pergerakan tidak akan terputus.

  2. Membangun Jaringan Antar Sektor dan Lembaga: Sebagai penerus, PMII UIN Walisongo harus memperluas pengaruh. Malik bertekad menguatkan jaringan eksternal yang selama ini ia tangani, menjadikan Komisariat sebagai entitas yang disegani dan mampu berkolaborasi untuk pengembangan kualitas kader.

  3. Konsolidasi Gerakan Internal dan Eksternal: Sebelum berlari kencang, simpul-simpul harus diikat erat. Konsolidasi adalah kunci agar semangat estafet ini merata dari Rayon ke Komisariat, menghasilkan gerakan yang solid di dalam dan tajam di luar.

    Malikul Mulky Alamsyah telah membuktikan dirinya di berbagai ajang pergerakan kampus, aktif dalam serangkaian event dan aksi PMII yang memerlukan keberanian dan komitmen. Kualitas ini menjadikan dirinya dianggap sebagai representasi sempurna dari kader yang siap menerima dan membawa lari tongkat estafet perjuangan.

    Di pundak pemuda asal Gunungkidul ini, tersemat harapan besar agar PMII UIN Walisongo tidak hanya menjadi penonton, melainkan pemain utama dalam panggung perubahan.

    Kini, nasib estafet itu ada di tangan peserta RTK. Akankah Malikul Mulky Alamsyah berhasil membawa tradisi perjuangan ini ke babak baru? Kita tunggu saja gebrakan-nya.

Reporter : Fikri Haikal

Editor : Sulis