MASIGNASUKAv102
6510051498749449419

Menginterpretasikan 1 Muharam Melalui Perspektif Sejarah Dan Filosofis.

Menginterpretasikan 1 Muharam Melalui Perspektif Sejarah Dan Filosofis.
Add Comments
Rabu, 03 Juli 2024

 Ilustrasi : google.com

Satu Muharam Merupakan penanda pergantian tahun baru islam. Pada tahun ini 1 Muharam memasuki tahun ke 1446 H. Dilansir dari NUOnline, 1 Muharam 1446 H pada tahun ini jatuh pada hari Ahad, 7 Juli 2024.

Awal mula Tahun Baru Islam bermula ketika Gubernur Abu Musa Al-Asyari menulis surat kepada Khalifah Umar bin Khatab RA. Pada waktu itu, beliau bingung karena surat tersebut tidak memiliki tahun, sehingga menyulitkan dalam penyimpanan dan pengarsipan dokumen.

Sejarah Tahun Baru Islam

Sejarah penanggalan tahun baru Islam dimulai dari kekhawatiran umat Islam dalam menetapkan tahun. Sebelum zaman Nabi Muhammad SAW, masyarakat Arab tidak memiliki sistem penanggalan tahun untuk mencatat peristiwa. Mereka hanya menggunakan penanggalan berdasarkan hari dan bulan, yang menyebabkan kebingungan.

Sebagai contoh, pada waktu itu Nabi Muhammad lahir pada tahun Gajah. Hal ini menjadi bukti bahwa pada waktu itu kalangan masyarakat Arab tidak menggunakan angka dalam menentukan tahun. Dari sinilah, para sahabat Rasulullah SAW berkumpul untuk menetapkan kalender Islam. Di antara mereka yang hadir adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, dan Thalhan bin Ubaidillah.

Sejarah penetapan tahun baru Islam tidak luput dari masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khatab. Umar bin Khattab (586-644 M) tercatat dalam sejarah sebagai tokoh yang memulai berbagai inisiatif, termasuk penetapan awal tahun baru Islam atau kalender hijriyah. Peran penting Umar bin Khattab ra sebagai khalifah dalam penetapan awal tahun baru Islam juga diabadikan dalam sejarah.

Dilansir dari jombang.nu.id KH Muhammad Anwar Iskandar mengatakan “Menurut kesepakatan para sahabat pada zaman Sayyidina Umar, awal tahun hijriah atau awal tahun Islam dimulai dari bulan Muharam.” Hal ini disampaikan dalam mauidzah hasanah pada acara Istighotsah dan Doa Bersama 1 Muharam 1445 H di Lapangan Aula Muktamar Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, pada hari Selasa (18/7/2023).

Sebelum kesepakatan tersebut dicapai, berbagai usulan diajukan oleh para sahabat. Sebagai contoh, Sahabat Ali bin Abi Thalib mengusulkan agar awal tahun hijriah dimulai dari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Namun, usulan tersebut tidak diterima karena ada kekhawatiran akan munculnya fanatisme yang berlebihan.

Di samping Sayyidina Ali, sahabat lain juga mengusulkan supaya awal tahun Islam dimulai dari bulan Rajab. Hal ini disebabkan oleh keberadaan peristiwa penting pada bulan tersebut, yaitu saat isra' mi'raj Nabi Muhammad SAW dan diperintahkannya shalat lima waktu. Oleh karena itu, untuk menegaskan betapa pentingnya shalat lima waktu, mereka mengusulkan supaya awal tahun Islam ditetapkan pada bulan Rajab.

Namun, Usulan tersebut tidak mendapat persetujuan. Usul yang disetujui pada waktu itu berasal dari Sahabat Umar yang mengusulkan awal tahun Islam dimulai dari bulan Muharam atau bulan Suro. Karena di bulan ini terdapat peristiwa penting, yaitu hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah.

Alasan dinamakan Muharam

Muharam dianggap sebagai salah satu bulan yang paling penting dalam kalender Islam. Asal usul kata Muharam sendiri berasal dari kata yang berarti diharamkan atau dilarang. Hal ini menunjukkan larangan untuk melakukan peperangan atau pertumpahan darah, dan dianggap suci.

Secara etimologis, Muharam memiliki arti sebagai bulan yang diutamakan dan dimuliakan. Arti ini tidak terlepas dari realitas empiris dan simbolik yang melekat pada bulan tersebut, karena Muharam dipenuhi dengan berbagai peristiwa sejarah baik yang berkaitan dengan kenabian maupun kerasulan. Oleh karena itu, Muharam dianggap sebagai momentum sejarah yang sarat dengan makna, karena berbagai peristiwa penting dalam proses sejarah terakumulasi dalam bulan tersebut.

Asal-usul penamaan Muharam dapat diketahui berdasarkan keyakinan bahwa bulan ini adalah awal yang baru dalam tahun. Permulaan tersebut, pada masa hijrah adalah masa peperangan. Dalam catatan sejarah juga disebutkan bahwa bulan ini adalah waktu yang sangat dihormati, bahkan di Arab tidak pernah terjadi peperangan.

Bulan Muharam sebagai bulan yang istimewa

Dalam Surah At-Taubah ayat 36, Al-Qur'an menyebutkan keberadaan empat bulan suci (bulan haram) yang harus dihormati, yaitu Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharam, dan Rajab.


اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةًۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ ۝٣٦


Artinya : Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.

Menurut tafsir Wajiz Ayat ini menjelaskan bahwa menurut Allah, jumlah bulan dalam satu tahun adalah dua belas bulan, yang mengikuti perputaran bulan sejak penciptaan alam ini. Diantara dua belas bulan tersebut, empat di antaranya adalah bulan yang dihormati, yaitu Zulqa'dah, Zulhijjah, Muharram, dan Rajab. Ini adalah ketetapan agama yang lurus, bahwa empat bulan yang dihormati tersebut sesuai dengan sistem yang ditetapkan oleh Allah dan menjadi syariat agama-Nya.

Pada bulan-bulan ini, umat Islam dilarang untuk menyakiti diri sendiri dan sebaliknya dianjurkan untuk meningkatkan amal saleh. Allah menjadikan keempat bulan ini (Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharam, dan Rajab) sebagai bulan suci (asyhurul-hurum). Barangsiapa yang melakukan amal saleh di bulan-bulan tersebut, maka Allah akan melipatgandakan pahalanya. Sebaliknya, bagi yang melakukan dosa di bulan-bulan tersebut, dosanya juga akan berlipat.

Keutamaan Bulan Muharam

Muharam adalah bulan yang spesial, dikarenakan bulan pembuka dalam kalender Hijriyah. Rasulullah SAW bahkan menyebut Muharam sebagai bulan Allah karena keutamaannya.

Momentum awal tahun hijriyah juga merupakan momen yang penuh semangat perjuangan dan optimisme yang tinggi, yakni semangat untuk berhijrah dari kebaikan menuju kebaikan yang lebih besar. Rasulullah SAW dan para sahabatnya telah menunjukkan semangat ini dengan berhijrah, mengatasi rasa sedih dan takut. Hijrah juga mencerminkan semangat persaudaraan, seperti yang ditunjukkan oleh Rasulullah SAW ketika beliau mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan Anshar. Beliau bahkan menjalin hubungan baik dengan beberapa kelompok Yahudi yang tinggal di Madinah dan sekitarnya pada masa itu.

Bulan Muharam tidak hanya dianggap mulia, tetapi juga memiliki banyak peristiwa bersejarah yang membentuk peradaban Islam. Melansir NU Online, ada setidaknya 20 peristiwa penting yang terjadi pada bulan Muharram. Beberapa peristiwa tersebut tercatat dalam kitab klasik umat Islam, Kitab I’anah at-Thalibin, II/267.

  1. Diciptakannya Nabi Adam AS di surga.
  2. Diterimanya taubat Nabi Adam AS
  3. Naik dan sejajarnya perahu Nabi Nuh AS dengan bukit Judi setelah banjir besar, serta turunnya ke muka bumi setelah banjir bandang
  4. Dikeluarkannya Nabi Yunus AS dari perut ikan paus
  5. Diterimanya taubat umat Nabi Yunus AS
  6. Dilahirkannya Nabi Ibrahim AS
  7. Selamatnya Nabi Ibrahim AS  dari api yang membakarnya oleh Raja Namrud
  8. Dikeluarkannya Nabi Yusuf as dari sumur setelah diceburkan saudara-saudaranya
  9. Dipertemukannya Nabi Yusuf as dengan keluarganya kembali
  10. Disembuhkannya penglihatan Nabi Ya’qub AS
  11. Dibukanya (dihilangkan) ‘madlorot’ yang mendera Nabi Ayyub AS
  12. Diampuninya Nabi Daud AS
  13. Terbelahnya laut merah untuk Nabi Musa setelah dikejar Fir’aun
  14. Tenggelamnya Fir’aun di dasar laut merah saat mengejar Nabi Musa AS
  15. Dilahirkannya Nabi Isa AS
  16. Diangkatnya Nabi Isa ke langit
  17. Dibolak-balikannya tubuh ashabul Kahfi (para pemuda Bani Israil yang bersembunyi di dalam gua)
  18. Diciptakannya ruh Nabi Muhammad SAW
  19. Dikandungnya Nabi Muhammad SAW di rahim Ibunda Aminah RA
  20. Wafatnya (syahid) cucu Nabi Muhammad SAW Sayyiduna Husein RA

Namun, pada kenyataannya, makna Tahun Baru Islam dalam kehidupan saat ini seringkali terlupakan, terlindungi oleh perayaan Tahun Baru Masehi yang telah menjadi tradisi meriah yang dirayakan oleh umat manusia di seluruh dunia. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi umat Muslim di seluruh dunia untuk mengartikan Tahun Baru Islam sebagai kesempatan untuk introspeksi diri, mengevaluasi sejauh mana persiapan yang telah dilakukan untuk menghadapi kehidupan setelah kematian, serta selalu menunjukkan akhlak yang mulia, memiliki semangat baru untuk merencanakan dan menjalani kehidupan menuju arah yang lebih baik. 


Penulis : Fikri Haikal Aryansyach