MASIGNASUKAv102
6510051498749449419

PMII Sebagai Sumber Gerakan Mahasiswa

PMII Sebagai Sumber Gerakan Mahasiswa
Add Comments
Kamis, 11 Juli 2024




Pada tanggal 17 April 2024, Organisasi PMII sudah berusia 64 tahun dihitung sejak awal berdiri. Waktu yang cukup lama PMII berdiri, lalu apa dampaknya bagi bangsa Indonesia?. Sesuai dengan visi PMII keislaman dan kebangsaan pada masa awal PMII terbentuk, banyak peran yang sudah dikontribusikan oleh PMII, lalu di zaman sekarang apakah PMII masih eksis dan tampil dihadapan masyarakat di tengah perubahan dunia yang pesat seperti saat ini?

Jika berdirinya PMII pada masa itu disebabkan oleh keinginan kuat para mahasiswa Nahdlatul Ulama untuk menyelesaikan tantangan politik bangsa Indonesia pada tahun 1950-1959 dan ketidakpastian sistem pemerintahan dan perundang-undangan yang ada pada saat itu, maka kondisi saat ini tidak jauh berbeda dari sebelumnya. Fakta bahwa masalah bangsa saat ini lebih kompleks dan memerlukan solusi dari berbagai bagian masyarakat, termasuk mahasiswanya sendiri, adalah alasan di baliknya. Apa peran yang harus dimainkan oleh PMII dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia ditahun 2024 ini sahabat?

Gerakan Keislaman

PMII yang lahir dari Nahdlatul Ulama sudah semestinya mengamalkan dan menyebarkan tradisi ahlussunah wal jama’ah dimana 4 nilai ASWAJA yaitu al-Tawazun (bertindak seimbang), at-Tawassuth (berprilaku moderat), al-Tasamuh (bersikap toleran) dan al-I’tidal (berpihak pada kebenaran) harus di amalkan dalam keseharian seorang kader PMII  dan diiringi dengan kajian-kajian ilmiah demi pengetahuan kader.

Menjadi bagian dari PMII berarti menjadi generasi berikutnya yang akan memperjuangkan ajaran Islam Aswaja dan cita-cita kemerdekaan Indonesia. Penting untuk memahami bahwa PMII adalah organisasi kemahasiswaan yang memiliki visi keislaman dan keindonesiaan. Sebagai manifestasi dari ajaran Islam yang rahmatan lil alamin, PMII percaya bahwa cinta terhadap agama (Islam) harus sejalur dengan cinta terhadap tanah air dan negara. Sejak Indonesia menjadi negara merdeka, mahasiswa telah memainkan peran strategis dalam mengubah sejarah. PMII memainkan peran penting dalam membaca arah zaman, membuat gagasan, melakukan kritik intelektual, dan mendorong massa untuk menentang pemerintah yang tidak mengutamakan kepentingan rakyat. Perjuangan masa lalu dan saat ini tidak harus identik.Tetapi spirit dan nilai serta tujuan yang dianut harus tetap sama, yakni demi kemaslahatan dan kepentingan rakyat (al-maslahatul ‘ammah).

Selain itu, PMII harus mencari cara baru untuk menjaga kekayaan dan budaya Indonesia dengan wawasan Islam. Ini karena tuntutan dan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia di masa depan jauh lebih rumit daripada sebelumnya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengaktualisasikan kembali perspektif tentang wawasan kebangsaan dari para pendahulu kita, seperti Gus Dur, K.H. Hasyim Asy’ari, dan K.H. Ahmad Shidiq.

Gerakan Kebangsaan

Dalam hal ini, problem bangsa Indonesia per hari ini sangatlah kompleks. Dari banyaknya problem bisa digaris bawahi ada 3 poin besar yang harus di respon, yaitu politik, sosial dan ekonomi. Ketika kita bisa bebas dari ketiga poin tersebut maka untuk mencapai tujuan Indonesia yang adil makmur dan damai bisa tercapai, dan demi mewujudkan hal tersebut perlunya sosok-sosok pemimpin yang memiliki kepemimpinan yang transformatif dan percaya diri. Dalam hal ini bermainlah sistem regenerasi dan juga kaderisasi yang menjadi hal yang mendasar yang harus dijalankan dengan sistematis dan juga berkelanjutan dan perlu di perhatikan betul.

Kita sadar, bahwasannya tokoh-tokoh pemimpin yang ada di negeri ini sebagian besar tertempa, terbentuk, dan terdidik karena menjadi aktivis ketika dulu masih menjadi seorang mahasiswa dan mereka adalah orang-orang yang terpilih dan yang bertahan atas dinamika dan juga problem yang selalu dihadapi dari titik awal sampai bisa menjadi tokoh hari ini. Dengan melihat kilas balik tersebut kita sebagai aktivis dan khususnya di “pergerakan” ini memiliki potensi yang besar untuk bisa meneruskan cita-cita bangsa dan mengubah agar sesuai pada jalur kebenaran,keadilan,dan kejujuran sebagai pemimpin bangsa yang berkemajuan.

Kembali ke awal, persoalan sekarang adalah bagaimana pendidikan dan juga sistem pengkaderan itu bisa memberikan dampak yang signifikan kepada kader-kader PMII dan bisa menghatarkan ke kancah nasional sebagai representasi dari kader terbaik yang dimiliki oleh PMII dan menyelesaikan 3 poin besar yang mengakar di bangsa ini. Sebab praktik-praktik yang dialami dikampus saat mereka di kampus (SEMA, DEMA, HMJ dan jabatan fungsionaris lainnya yang ada di kampus akan selalu melekat didalam diri mahasiswa ketika mereka nantinya menjadi tokoh di masyarakat. Perlunya pengkaderan dan pembelajaran politik di kampus menjadi urgensi besar bagi kader-kader untuk penempaan disetiap langkah mereka dan menentukan perilaku politik mereka kedepan.

Naskah : Sahabat Abdullah Faqih
Editor : Wilujeng Nuril Sabila