MASIGNASUKAv102
6510051498749449419

Perintah Menyantuni Anak Yatim

Perintah Menyantuni Anak Yatim
Add Comments
Kamis, 01 Agustus 2024

 

(Foto: Pinterest)

LP Kejora - Sebagai umat islam kita harus saling berbagi kepada sesama manusia, terutama kepada saudara satu iman kita yakni sesama muslim. Berbagi merupakan sebuah perbuatan yang sangat mulia dan perbuatan yang sangat dianjurkan. Menurut NU Online rizki yang kita peroleh selama satu bulan di dalamnya terdapat 2,5% yang harus keluarkan untuk zakat atau amal. Salah satu sedekah yang sangat dianjurkan yaitu sedekah kepada anak yatim. 

Tepat pada 10 Muharram merupakan hari yang paling baik untuk menyantuni anak yatim piatu. Tentunya ada alasab yang pasti dibalik 10 Muharram, yang tidak lain adalah keutamaan bulan Muharram dan keutamaan menyantuni anak yatim sendiri.

Nabi Muhammad SAW menjanjikan derajat mulia bagi orang-orang yang mau menyantuni anak yatim. Menyantuni anak yatim juga merupakan bukti penghambaan terhadap Allah SWT. Satu ayat Al-Quran yang membahas tentang menyantuni anak yatim disandingkan dengan perintah untuk mengesakan Allah, serta berbuat baik kepada kedua orang tua dan kerabat dekat. Allah SWT berfirman dalam surat An-Nisa ayat 36 : 

  وَا عْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـئًـا ۗ وَّبِا لْوَا لِدَيْنِ اِحْسَا نًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَا لْيَتٰمٰى وَ الْمَسٰكِيْنِ وَا لْجَـارِ ذِى الْقُرْبٰى وَا لْجَـارِ الْجُـنُبِ وَا لصَّا حِبِ بِا لْجَـنْبِۢ وَا بْنِ السَّبِيْلِ ۙ وَمَا مَلَـكَتْ اَيْمَا نُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَا نَ مُخْتَا لًا فَخُوْرًا 

Artinya, “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnusabil, serta hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri”. (Qs. An-Nisa: 36)

Nabi Muhammad SAW juga memberi jaminan kepada orang-orang yang menyantuni dan menyayangi anak yatim akan mendapatkan tempat dan kedudukan yang tinggi di sisi Nabi SAW. Disebutkan pula dalam hadits yang diriwayatkan Sahl bin Sa’ad bahwa Nabi Muhammad saw bersabda:

أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ لَهُ أَوْ لِغَيْرِهِ أَنَا وَهُوَ كَهَاتَيْنِ فِي الْجَنَّةِ وَأَشَارَ مَالِكٌ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى

Artinya, “Aku dan orang yang menanggung anak yatim memiliki kedudukan seperti ini”, Nabi Muhammad memberi isyarat dengan dua jarinya (telunjuk dan tengah) yang didekatkan”. (HR Al-Bukhari). 

Hadits di atas menjelaskan bagaimana kedekatan dengan Nabi Muhammad SAW di akhirat yang akan didapatkan oleh orang-orang yang menyantuni anak yatim. Nabi Muhammad SAW mengibaratkannya dengan jari telunjuk dan tengah yang saling beriringan.

Dengan menyantuni, menjaga dan serta memberi kebahagiaan terhadap anak yatim, insyaallah akan lahir kemaslahatan-kemaslahatan baru baik bagi anak-anak yatim bahkan lebih untuk penyantun. Karena sejatinya orang-orang yang memberi dengan ikhlas tak lain kebaikannya akan kembali kepada dirinya sendiri. Semoga Allah SWT melimpahkan kekuatan dan kemampuan kepada kita semua agar bisa menjadi bagian dari orang yang dijanjikan memiliki kedekatan dengan Rasulullah dan tempat tinggi di sisi-Nya.